Angel Poker | Ajaran yang menyimpang kembali ditemukan di Indonesia, tepatnya di daerah Tegal, Jawa tengah. Tepat pada hari Senin (5/9) lalu sekelompok masyarakat datang berbondong-bondong ke mapolsek setempat untuk melaporkan Sisyanto (45) alias Kiai Hambali, pimpinan sebuah perkumpulan yang diduga mengajarkan ajaran sesat kepada para pengikutnya.
Abdul Mufid (60) salah satunya, yang merasa bahwa dirinya merasa telah tertipu dengan bergabung bersama Kiai Hambali. Menurut Mufid dirinya pernah dimintai uang oleh Hambali dengan alasan untuk mahar dalam upaya mempermudah dikabulkannya permohonan Mufid.
Semua berawal ketika tiga tahun yang lalu Mufid mulai bergabung dengan perkumpulan yang dipimpin oleh Hambali alias Panglima Cirebon, dikarenakan Mufid ingin mendapatkan pekerjaan setelah ia lepas pensiun.
Poker Terpercaya | Dengan rutinnya menggelar pengajian, warga setempat tidak menaruh curiga bahwa perkumpulan ini mengajarkan ajaran sesat. Mufid pun mulai merasakan adanya keganjilan setelah ia bergabung dengan Hambali, Mufid mengaku dimintai uang untuk mahar dengan membeli barang-barang dari Hambali, berupa paku emas, kalung dan jimat-jimat.
Total uang yang sudah dikeluarkan Mufid sebesar 10 juta rupiah. Apesnya lagi, Mufid bukan saja sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit, sampai saat inipun ia belum juga mendapatkan pekerjaan.
Dan yang lebih aneh lagi, atau bahkan bisa dikatakan gila, perkumpulan ini menyuruh para pengikutnya untuk bersetubuh dengan sesama anggotanya yang bukan suami istri. Sesuatu hal yang sudah sangat menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya.
Tempat Bermain Poker | Tak mau ajaran sesat ini semakin berkembang lebih luas lagi, Sisyanto dan warga setempat berbondong-bondong ke mapolsek setempat untuk melaporkan kegiatan yang dianggap sesat ini. Menurutnya, jumlah pengikut aliran ini sudah mencapai 100 orang lebih dari berbagai tempat.
Menurut Kapolsek AKP Yuliantoro, pihaknya saat ini baru menerima laporan dari para korban, belum mempunyai bukti yang kuat untuk mengembangkan kasus ini dan memeriksa pelaku.
0 comments:
Post a Comment